banner 728x250

Si Nanan Mempermudah Pegawai dan Pimpinan

Kepala BKPSDM Lubuklinggau, Yulita Anggrani

Linggau Buktikan Jadi Kota Cerdas

MEMASUKI usia ke-20 tahun, Pemkot Lubuklinggau semakin bisa membuktikan bahwa Lubuklinggau siap menjadi kota yang cerdas dan berbasis digital yang diberi nama Silampari Smart City (SSC). Bahkan Lubuklinggau sudah memiliki semua infrastruktur untuk mewujudkan SSC seperti command center.

Melalui konsep yang terintegrasi dengan SSC, semua orang bisa melihat wajah Lubuklinggau dengan mengaksesnya di playstore. Beberapa aplikasi sistem layanan yang tergabung dalam konsep SSC seperti Siduda, Sipinter dan terbaru aplikasi Si Nanan yang dikhususkan bagi para ASN.

Seperti dijelaskan Walikota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe, aplikasi Si Nanan memudahkan seluruh layanan kepegawaian di Lubuklinggau. Tak hanya bagi pegawai, kemudahan juga bisa dirasakan kepala daerah dalam rangka melakukan monitoring pegawai dan data-data kepegawaian. Sebab selama ini, kepala daerah selaku pimpinan sulit melakukan monitoring ribuan pegawai dan data kepegawaian yang ada.

“Hampir 4.000 pegawai di Lubuklinggau. Tak mungkin kepala daerah bisa mengetahui persis satu per satu pegawai itu. Makanya dipermudah melalui sistem Si Nanan ini. Sebagai contoh, selama ini ada pegawai yang masih menjadi staf selama 5 -10 tahun. Ada pegawai yang menjadi kasi dan kabid bertahun-tahun. Macam-macam yang terjadi pada level bawah,” ucap wako.

Dengan aplikasi Si Nanan ini lanjut wako, ia selaku kepala daerah sekaligus pimpinan akan lebih mudah melihat data-data pegawai. Baik biodata, kompetensi, data penilaian seperti hasil job fit dan setiap data yang ada pada ASN. “Demikian pula bagi pegawai, proses naik pangkat dan gaji berkala menjadi lebih mudah, sistemnya lebih terbuka. Jadi aplikasi Si Nanan ini memudahkan pelayanan kepegawaian, baik mempermudah saya selaku pimpinan maupun bagi pegawai itu sendiri,” terang dia.

Kepala BKPSDM Lubuklinggau, Yulita Anggrani menjelaskan hal senada. Aplikasi Si Nanan ditujukan untuk memudahkan semua urusan kepegawaian bagi ASN. Demikian pula pimpinan, dapat lebih mudah melakukan monitoring dan evaluasi pegawai. Selain itu lanjut dia, penerapan aplikasi Si Nanan sekaligus sebagai upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan bebas pungli.

Ninik (sapaan Yulita Anggrani, red) menjelaskan, aplikasi Si Nanan merupakan upgrading sistem kepegawaian yang pernah dimiliki BKPSDM Lubuklinggau. Sebelumnya, BKPSDM memiliki data kepegawaian yang disimpan melalui aplikasi Simpeg namun hanya mengakses data-data pegawai. Pada 2019, Simpeg dikembangkan menjadi SIM ASN dengan berintegrasi terhadap pelayanan yang ada di kepegawaian.

“Jadi mulai 2019, sebagian urusan kepegawaian sudah online. ASN tak perlu lagi datang ke Kantor BKPSDM untuk mengurus kenaikan pangkat, gaji berkala dan sebagainya. Tetapi baru sebagian layanan kepegawaian. Makanya pada 2021, kami berkomitmen bahwa seluruh urusan dan layanan kepegawaian sudah berbasis online. Tujuannya tadi, memudahkan ASN sekaligus mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas pungli,” terangnya lagi.

Lebih jauh dia menyampaikan, selama ini SIM ASN hanya bisa diakses pegawai. Mulai tahun ini, Walikota Lubuklinggau meminta agar beliau juga bisa mengakses data-data pegawai. Tetapi dalam SIM ASN itu juga harus memuat data kompetensi pegawai, nilai SKP, nilai kinerja serta nilai asesmen. Makanya pertengahan 2021, BKPSDM Lubuklinggau sepakat melakukan upgrading dan rebranding SIM ASN.

“Awalnya SIM ASN itu hanya sistem manajemen ASN, kami ganti menjadi sistem informasi dan pelayanan kepegawaian Lubuklinggau. Makanya setelah di-rebranding, bisa dikasih singkatan Si Nanan, singkatan sistem informasi pelayanan kepegawaian. Si Nanan tidak hanya berisi data-data kepegawaian reguler saja tapi memuat pula data-data yang bersifat kompetensi dan kemampuan si pegawai,” sebut mahasiswi Program Doktoral Hukum Unsri ini.

Tak hanya itu, Si Nanan juga menyajikan tiga fitur dashboard pimpinan yakni dashbord milik walikota, wawako dan sekda. Setiap fitur itu, bisa membuka semua data yang dimiliki pegawai melalui akun masing-masing pimpinan. “Jadi tiga unsur pimpinan daerah bisa mengakses hampir 4.000 pegawai. Berbeda dengan akun pegawai, hanya bisa membuka data mereka pribadi dan tidak bisa membuka data keseluruhan pegawai,” ujar Ninik.

Meski begitu, Ninik mengakui Si Nanan yang masih baru tentu memiliki kelemahan. Ada beberapa struktur sistem yang harus dirubah. Namun dalam hal ini, pihaknya berterima kasih kepada jajaran Diskominfo Lubuklinggau yang ikut berpartisipasi membangun jaringan Si Nanan. “Kami harus menyajikan sistem yang terintegrasi dengan Silampari Smart City (SSC), mudahan-mudahan belum ada kendala sistem. Namun karena kemarin Server SIM ASN sempat down, jadi ada beberapa data pegawai yang hilang. Tapi kami konfirmasi langsung kepada ASN yang bersangkutan untuk diperbaiki,” ungkap dia.

Masih kata Ninik, pihaknya telah melakukan sosialisasi sebagai upaya untuk mengurangi kesulitan dalam penerapan di lapangan. Saat ini, pihaknya telah membuat video tutorial yang disebarkan melalui layanan kepegawaian di website BKPSDM Lubuklinggau. Penyebaran konten video dimaksud juga meminta bantuan Diskominfo dan Subag Kepegawaian Lubuklinggau.

“Karena fitur baru, pegawai belum familier dan mengalami kendala untuk membukanya. Tetapi 75 persen fiturnya, mirip dengan sistem yang lama. Pegawai bisa membuka dan merubah data yang belum sesuai untuk diperbaiki dan diupload ulang. Misalnya untuk naik pangkat, kalau dulu bawa berkas banyak-banyak. Namun sekarang, cukup surat pengantar, sisanya kami ambil dari akun ASN yang bersangkutan. Sebab kami bisa mengakses data pegawai termasuk data mengenai waktu kenaikan pangkat dan gaji berkala. Kecuali data kompetensi, bersifat rahasia dan hanya bisa diakses tiga pimpinan tadi,” jelas Ninik. (akew/dkj)

error: Maaf Di Kunci