banner 728x250

PMT : Stop Kekerasan Terhadap SAD

LUBUKLINGGAU, Beligatupdate.com – Ketua umum Pemuda Mandala Trikora Mura-Lubuklinggau, Mirwan Batubara mendesak pihak kepolisian untuk tidak menggunakan tindak kekerasan terhadap suka anak dalam (SAD) yang berada di kecamatan Nibung kabupaten Muratara.

Mirwan mengetukuk keras tindakkan kekerasan aparat terhadap saudara-saudara kita suku anak dalam (SAD) karena tindakan tersebut tidak layak dan tak sepatutnya terjadi, karena tugas kepolisian sebagai aparat penegak hukum mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat.

Mirwan juga berharap pihak kepolisian jangan di jadikan alat bagi pihak perusahaan untuk melakukan intimidasi dan ancaman dan menakut-nakuti perjuangan aktivisi petani suku anak dalam(SAD) dalam mendapatkan kambali hak ulayat seluas lebih kurang 1400 hektare oleh PT London Sumatera (Lonsum) selama 22 tahun lebih sejak tahun 1995. Taka ada penyelesaian dan kontribusi bagi petani SAD atas kehadiran perusahan perkebunan tersebut.

Selanjutnya Mirwan mendesak Kapolda Sumsel untuk melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap peristiwa/kejadian yang dialami oleh Kaum tani suku anak dalam(SAD) dengan segala macam tuduhan dan bentuk kriminalisasi kepada kaum tani. Teror ini harus segera di hentikan, karena cara-cara kolonial Belanda dan Orde baru ini jelas-jelas merusak tatanan demokrasi serta kehidupan dan penghidupan rakyat atas keberadaaan perusahaan tersebut.

“Kami Pemuda Mandal Trikora (PMT) selain mengecam keras tindakan aparat kemanan, kami akan terus melakukan pemantauan, puluhan rakyat anak suku dalam(SAD) menderita akibat kehilangan lahan pertanian dan sumber penghidupan,”katanya.

Melihat hal itu, maka terbukti bahwa negara sampai saat ini belum hadir dalam perlindungan terhadap petani dan dukungannya terhadap penyelesaian yang berpihak kepada petani. Merespon situasi tersebut maka kami Aliansi Masyarakat Anti Kekerasan Terhadap Petani. PMT menuntut :

“Stop Kriminalisasi Terhadap Petani, Laksanakan Reforma Agraria Sejati,Stop Perampasan Tanah yang Mengatasnamakan kesejahteran petani,”pungkasnya. (Rilis/Reki/Red)

error: Maaf Di Kunci