banner 728x250

Pelajar SMAN Rupit Demo, Di Duga Sekolah Sebagai Ladang Bisnis

Muratara, Beligat.com – Senin, (20/8), sekitar pukul 08.00 wib, ratusan pelajar dari kelas X (10) sampai XII (12), Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Rupit, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) lakukan aksi demo di depan kantor bupati Muratara. Aksi tersebut menuntut Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN Rupit untuk mundur karena di nilai gagal sebagai pemimpin, dan diduga menjadikan pendidikan sebagai ladang bisnis untuk memperkaya diri.

Dalam orasinya, kedatangan ribuan siswa kedepan kantor bupati dengan menggunakan sepeda motor roda dua. Dan membawa sepanduk dari kain warna putih dan kertas karton yang bertuliskan, Stop Pungli, turunkan kepala sekolah, tegakan kebenaran, Siswa bukan ATM dan Hentikan tindakan pemerasan.

Tak hanya itu, ketidakpuasan siswa-siswi terhadap pihak sekolah juga dituangkan dalam kertas karton yang bergambarkan sebua tikus besar warna hitam yang menggigit uang dolar dan bertuliskan siapa ini ya ? Bahkan siswa juga menuntut bahwa pendidikan SMAN Rupit bukan ladang bisnis.

Sekitar satu jam aksi demo dilakukan di depan kantor bupati Muratara, akhirnya masa menutup akses jalan dikarenakan tidak dapat masuk ke halaman pemkab Muratara. Tak hanya sampai disitu, masa kemudian menutup kedua jalur akses jalan karena pihak pemerintah tidak mengindahkan permintaan mereka.

Akibat penutupan jalan yang dilakukan masa, membuat jalan menjadi macet sehingga nyaris terjadi bentrok antar masa dan pengendara yang ingin melintas.

Melihat aksi tersebut, pemkab Muratara melalui Sekda Muratara, H.Abdullah Makcik, Kesbangpol Muratara Herawati, Asisten III Alwiroham, Kadis Pendidikan Ratnawati, Komite SMAN Rupit dan Humas SMAN Rupit melakukan pertemuan audensi di ruang rapat Bupati.

“Pertemuan Audensi ini dilakukan secara tertutup dan tidak dibolehkan awak media masuk dan meliput pertemuan dari audensi massa dengan pihak Pemkab. Untuk pihak media jangan masuk karena Ini masih internal,” kata sekda saat hendak memulai rapat.

Sedangkan salah seorang siswa yang melakukan aksi demo dan meminta namanya dirahasiakan saat dibincangi awak media mengatakan, jika aksi yang dilakukan oleh ribuan pelajar atas keingin siswa itu sendiri.

“Ini aksi kami siswa yang meminta agar Kepsek SMAN Rupit diturunkan dari jawabatan. Selain itu, kami menyampaikan aspirasi kami agar pendidikan tidak dijadikan ladang bisnis, hentikan pemerasaan dan stop pungli yang ada disekolah,” jelasnya.

Terpisa Kepsek SMAN Rupit, Suprihartini yang didampingi oleh koordinator pengawas seluruh SMA dan SMK di Kabupaten Muratara, Mardansah membenarkan adanya aksi demo yang dilakukan oleh ribuan siswa. Menurutnya apa yang menjadi tuntutan siswa justru membuat dirinya bingung dan apa yang dituntut oleh siswa tersebut.

“Namun buntut semua apa yang menjadi permasalahan dirinya menduga karena iyuran uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang rencanaya untuk membayar honor guru TKS,” jelas ia.

Dilanjutkanya, karena uang yang honor guru telah turun dari dinas provinsi maka uang SPP tersebut telah dikembalikan dan ada pada bendahara komite dan dibekukan.

“Akan tetapi uang tersebut belum dapat dimanfaatkan fungsinya untuk apa karena belum ada kesepakatan dari komite,” ungkapnya.

Disinggung mengenai uang SPP tersebut, dirinya menegaskan jika nilai uang tersebut terkumpul lebih dari ratusan juta.

“Uang itu lebih dari seratus jutah. Ingin dibelikan kekomputer namun tidak ada kesepakatan,” terangnya.

Untuk itu, apa-apa yang menjadi tututan dalam aksi demo tersebut akan kita tindak lanjuti ferivikasi mengenai tuntutan siswa untuk di teruskan ke Dinas Pendidikan Provinsi. “Sebab pendisikan tikat SMA dibawa naungan Provinsi. Dan saya rasa ini hanya miskomunikasi antar elit masyaramat dengan pihak sekolah,” pungkasnya.

Tabel Tuntutan siswa :

1. Penggunaan dana SPP Rp. 50.000/siswa selama 1 tahun pelajaran.
2. Pemotongan penerimaan dana KIP. Ketika mengambil di lubuk linggau mendapatkan potongan Rp. 75.000/siswa. Ketika mengambil disekolah dipotong rp.100.000/siswa.
3. Penagihan janji terhadap Ekstrakulikuler di SMAN Rupit. Juara pertama Rp. 3 jutah, juara kedua Rp. 2 jutah dan juara ketiga Rp.1 jutah.
4. Pembayaran uang bangku baru kelas X Rp. 100 ribu, kelas XI Rp. 50 ribu dan kelas XII Rp. 35 ribu.
5. Pembuatan jembatan penghubung antar lokal kelas X menggunakan seng bekas.
6. Penagihan janji pada siswa yang mengikuti olimpiade mendapatkan piagang dari sekolah.
7. Penuntutan kualitas belajar dan memgajar diperbaiki.
8. Seluruh ekstrakulikuler tidak berjalan.
9. Wc umum tidak layak pakai dan tidak dapat digunakan.
10. Organisasi dan akademisi sering tidak berangkat dengan alasan tidak ada dana.
11. Pasilitas olahraga yang rusak tidak diperbaiki dan yang belum selesai terbengkalai.
12. Penggunaan dana BOSS hanya diketahui pihak sekolah dan tidak diketahui pihak lain.
13. Kejelasan dana pembinaan dan perlombaan organisasi yang menggunakan dana pribadi siswa didik.
14. Alat marching band yang tidak layak pakai namun masih digunakan dengan alasan tidak ada dana.
15. Caman tidak membayar SPP siswa tidak dapat mengikuti ujian.
16. Biaya pendaptaran ulang bagibsiswa baru cowok Rp. 984 ribu, cewek 974 ribu.tanpa sosialisasi pihak sekolah pada wli murid.
17. Lapangan upacara rusak tidak diperbaiki

*Agus Kristianto