banner 728x250

Munculnya Devi Rubah Situasi Politik

LUBUKLINGGAU, Beligatupdate.com- Pesta Demokrasi Pilkada 5 ( lima) tahunan Kota Lubuklinggau masih kurang lebih 1 ( satu) tahun lagi. Namun sudah bermunculan figur calon yang akan maju di Pilkada 2018 mendatang.

Syapran Suprano, salah seorang Aktivis dan Tokoh Pemuda Sumatera Selatan nenuturkan, peta politik menjelang Pilkada 2018 di Kota Lubuklinggau sedikit berubah dengan munculnya isu akan majunya Wakil Bupati Muratara. Namun tetap belum ada kepastian, apalagi belum masuk pada masa tahapan Pilkada. Kondisi ini akan lebih konkrit saat menjelang masa pendaftaran ke KPUD berakhir.

“Mengenai pencalonan H. Devi Suhartoni yang saat ini sangat santer menjadi perbincangan baik dikalangan Pemuda, Mahasiswa, masyarakat bawah sampai masyarakat elit, Itu adalah hak politik yangg dijamin konstitusi dan tidak ada yang boleh melarang. Sebagai petugas Partai Politik juga menjadi hak dari Partai Politik yang dilindungi oleh UU. Jadi tidak ada yang salah dalam hal ini, namun harus disadari bersama bahwa eksistensi Partai Politik adalah mendengarkan dan menyuarakan suara rakyat, bukan suara elit Partai yang cenderung pada kekuasaan dan berkuasa semata”, kata Syapran (25/5).

Lanjut kata Syapran, PDIP sebagai Partai pengusung saudara HDS juga harus mendengarkan aspirasi tersebut.
Namun bila Partai tetap memaksakan, maka rakyat juga tidak bisa melarang. Kalau itu yang terjadi, maka yang dapat dan boleh dilakukan oleh rakyat adalah memberikan hukuman sosial dalam bentuk tidak memilih Cawako yang diusung tersebut dan tidak memilih Caleg dan Presiden pada Pileg yang akan datang.

“Kalau rakyat mampu melakukan itu, maka Partai Politik yang akan mengusung kandidat Presiden, Kepala Daerah dan Caleg yang akan datang dari seluruh Partai Politik tidak akan berani semena mena seperti hari ini. Itulah yang disebut berdemokrasi total. Hari ini kita hanya melaksanakan Demokrasi semu walau nama Partai Politik atau jargon Partai Politik menyuarakan Demokrasi disetiap kesempatan, itu hanya ilusi agar rakyat terlena”, ungkapnya.

Dengan kata lain, Pilkada itu sebuah proses Politik bagi semua lapisan masyarakat. Tentu berharap bahwa masyarakat lebih kepada pola pikir jangka panjang dalam memilih, agar tidak selalu berulang mengeluh pasca pemilihan.

“Informasi diberbagai media sosial harus dicerna dengan bijak dan dengan kepala dingin agar tidak terbawa kearah pilihan yang salah, hanya karena maraknya pemberitaan. Ingat bahwa setiap calon, pendukung dan Partai Politik pengusung selalu menampilkan yang terbaik walau belum dapat dibuktikan dan bukan tidak mungkin yang akan terjadi malah sebaliknya saat terpilih. Oleh karenanya, diharapkan kedewasaan dalam berpikir positif sebelum menentukan pilihan bukan malah menjadi bagian dari propaganda semu”, pungkasnya.( Reki/Red)

error: Maaf Di Kunci