banner 728x250

Kgs. Effendy Fery : Bencana Puting Beliung Rentan Terjadi

Lubuklinggau, Beligat.com – Selama tahun 2017 dan 2018 bencana alam angin puting beliung masih yang tertinggi melanda Kota Lubuklinggau.

Tercatat sudah ada 40 hunian terdampak dari bencana tersebut, termasuk fenomena hujan es.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Damkar BPBD) Kgs Effendi Fery, Selasa (22/01/19) mengutarakan, bencana puting beliung ini harus diwaspadai karena memang yang paling rentan terjadi.

“Bencana puting beliung tetap yang tertinggi karena 72 kelurahan di Lubuklinggau semuanya berpotensi. Air bah dan banjir menjadi bencana kedua terbesar yang terjadi di 28 kelurahan,” paparnya.

Sesuai hasil pemetaan beberapa waktu lalu, potensi bencana ini juga bisa berdampak terjadinya longsor.

Selanjutnya Fery mengatakan bencana yang disebabkan human error tetap pada musibah kebakaran dan yang tertinggi diwilayah Lubuklinggau Timur.

“Ada 40 insiden baik hunian dan lahan, Januari ini saja sudah terjadi tiga bencana,”katanya.

Selain bencana diatas, lanjut Fery yang menjadi persoalan saat ini adalah sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Kelingi, yang berpotensi Air Bah.

“Dari observasi daerah hulu, Watas sampai Kelurahan Simpang Periuk berpotensi air bah yakni di Kampung Warna Warni (KWW) di Linggau Ulu juga berdampak di Watervang Taba Pingin. Hal ini disebabkan karena adanya penumpukan sampah,” paparnya.

Kemudian daerah rawan longsor atau abrasi mulai pemukiman sepanjang DAS Kelingi dari jembatan RCA sampai Lubuk Kupang.

“Hasil observasi selanjunya kami sampaikan dan akan menjadi data acuan OPD teknis seperti DPU, DLH dan pemerintahan kecamatan kelurahan untuk bentuk antisipasi. Pekan depan akan observasi angin bekerjasama dengan BMKG dan pihak Bandara Silampari, namun belum ditentukan jadwal,”tutupnya.*Akew

error: Maaf Di Kunci