LUBUKLINGGAU, Beligatupdate.com – Aksi kekerasan terhadap Jurnalis kembali terjadi. Kali ini menimpa Marison Efendi / Edison (34) wartawan Serga Buser Post dan Febri Habibi Asril dari Media Online beligatupdate.com.
Aksi Premanisme terhadap kuli tinta ini diduga dilakukan oleh oknum SB pengusaha lokal di Kota Lubuklinggau. Menyikapi perlakuan ala Preman yang ditunjukkan oleh Narasumber kepada wartawan, Advokasi Himpunan Jurnalis Daerah (HJD) Lubuklinggau Taufik Gonda mengutuk keras kejadian tersebut. Hal itu menunjukkan cara bar – bar dan arogan kepada awak media yang sedang menjalankan tugas liputan.
Kejadian ini harus segera ditindaklanjut keranah hukum sebab disamping membahayakan nyawa sesorang, tindakan seeperti ini jika dibiarkan akan menjadi preseden buruk bagi pekerja media sehingga tidak boleh lagi terjadi dimasa yang akan datang.
“Kami dari HJD mengutuk keras aksi brutal SB kepada dua oknun wartawan yang tengah melakukan tugasnya. Kita mendesak aparat penegak hukum dapat sesegara mungkin memproses masalah ini, karena kalau tidak, maka dikhwatirkan ini menjadi preseden buruk dan bisa saja menimpa wartawan lainnya,” tegasnya, Sabtu (16/09/2017).
Ditambahkannya, disamping proses hukum atas cara preman, Pemerintah Kota Lubuklinggau juga harus segera tanggap atas substansi berita yang dikonfirmasi media yang menjadi penyebab kejadian ini.
Kalau memang adanya indikasi usaha Galian C yang tidak memiliki izin maka itu domainnya Pemerintah untuk menertibkannya.
Sebagaimana dituturkan oleh Edison dengan didampingi Febri bahwa kejadian bermula saat mereka janjian bertemu SB untuk konfirmasi berita terkait adanya indikasi usaha Galian C ilegal yang dijalankannya.
Saat bertemu dilokasi Galian C di seputaran wilayah Temam Kecamatan Lubuklinggau Selatan tidak ada yang mencurigakan. Wawancara pun dilakukan secara santai dan SB mengaku bahwa usaha galian pasir miliknya memang belum memiliki izin.
Namun saat pertanyaan menyangkut terkait adanya korban di galian pasir tersebut, sontak SB mengeluarkan sebilah pisau yang terselip dipinggangnya dan langsung mengayunkan pisau tersebut kearah saudara Edison sehingga tak pelak pisau tersebut melukai bagian perutnya.
“Saya sangat terkejut atas sikap saudara SB karena tidak ada yang aneh saat sesi wawancara yang kami lakukan, karena suasana tidak kondusif saya meminta maaf kalau ada yang keliru sehingga kita pamit untuk pergi,” paparnya.
Dijelaskannya, karena masalah ini sudah mengancam nyawa mereka dan lebih luas mengancam pekerjaan jurnalis maka permasalahan ini kami laporkan kepada pihak penegak hukum untuk diproses sebagaimana aturan yang berlaku.(Rls/Ar/Red)